beritaKUH- Film terbaru Kamila Andini “Before, Now & Then (NANA)” sudah dapat dinikmati di platform Prime Video mulai 1 Agustus. Film yang meraih penghargaan Silver Bear for Supporting Actress di Berlin International Film Festival 2022 untuk Laura Basuki ini diadaptasi dari salah satu bab di novel JAIS DARGA NAMAKU karya Ahda Imran. Film ini dibintangi oleh Happy Salma yang memainkan karakter utama, Nana. Selain itu turut bermain di film ini adalah Laura Basuki, Ibnu Jamil, Arswendy Bening Swara, Rieke Diah Pitaloka, Arawinda Kirana dan aktris cilik pendatang baru, Chempa Putri.
“Before, Now & Then (NANA)” bercerita tentang seorang perempuan Indonesia yang hidup di daerah Jawa Barat di era 1960-an yang diangkat dari sebuah kisah nyata kehidupan Raden
Nana Sunani. Kisah seorang perempuan yang melarikan diri dari gerombolan yang ingin menjadikannya istri dan membuatnya kehilangan ayah dan anak. Ia lalu menjalani hidupnya yang baru bersama seorang menak Sunda hingga bersahabat dengan salah satu perempuan simpanan suaminya. Sesuai latar tempatnya, film ini akan menggunakan bahasa Sunda sebagai bahasa utama yang dipakai di film.
Film berlatar waktu di akhir 1960-an ini membawa Kamila Andini ke eksplorasi baru dalam perjalanan kariernya sebagai sutradara, ia menggarap film periodik yang juga diinspirasikan dari kisah nyata. Kamila Andini berbagi ceritanya, “Film periodik Indonesia selalu terkait dengan sesuatu yang besar atau tentang seorang tokoh penting, sedangkan ketika saya mengerjakan ini saya ingin menceritakan seorang tokoh perempuan pada umumnya, seperti
nenek kita, kakak kita atau ibu kita, yang bisa disayangi dengan semua kekurangan dan kelebihannya. Kebetulan saja ia hidup di masa itu. Tapi kita juga bisa berefleksi dengan masa itu dan masih bisa terhubung dengan masa kini. Saya ingin membuat jembatan dari masa lalu ke masa sekarang.”
Bagi Kamila Andini lebih lanjut ia mengatakan, “Perempuan adalah korban jaman yang paling nyata. Tapi di setiap zaman, selalu ada sosok perempuan yang tidak pernah sekalipun menjadikan dirinya korban, meskipun tetap tidak lepas dari pengorbanan. Nana adalah kisah perempuan yang menjadi korban sebuah era; perang, politik, pemberontakan dan kehidupan sosial patriarki yang ingin mencari arti kebebasannya sendiri.”
Untuk memperkuat suasana ada banyak unsur seni. Salah satunya penggunaan lagu berbahasa Sunda yang diproduksi sekitar tahun 1960an yang berjudul Djaleleudja, lagu ini diproduksi
oleh Jamin Widjaja dan Indrawati Widjaja dari Bali Records (Musica Studio’s). Video musik sudah dirilis resmi di YouTube mulai 18 Agustus.
Pada bulan Februari, Film “Before, Now & Then (NANA)” berhasil membawa pulang Silver Bear for Supporting Actress untuk Laura Basuki setelah berkompetisi di program kompetisi utama Berlin International Film Festival 2022. Pujian datang dari berbagai outlet media seperti Variety, “‘Before, Now & Then’ moves with its own dreamy cadence, with narrative developments washing over the film like waves. Closing your eyes once it’s over, you might even experience the sensation of having been in the water all afternoon as those gentle waves lapped over you — and longing to return to them.”
Untuk film panjang keempatnya, Kamila Andini kembali berpartner dengan produser Ifa Isfansyah yang sebelumnya sukses melahirkan film YUNI yang mendapatkan penghargaan Platform Prize di Toronto International Film Festival 2021. Ifa Isfansyah kali ini
menggandeng Gita Fara yang sebelumnya juga bekerja sama dengan Kamila Andini melalui film “The Mirror Never Lies” (2011) dan “Sekala Niskala (2017)”.
“Before, Now & Then (NANA)” merupakan proyek film yang disiapkan sejak tahun 2018, diproduksi oleh Fourcolours Films yang sebelumnya memproduksi film panjang Siti, Film Terbaik FFI 2015 karya Eddie Cahyono; Turah, film wakil Indonesia untuk Academy Awards 2017 karya Wicaksono Wisnu Legowo, dan Kucumbu Tubuh Indahku, Film Terbaik FFI 2019 karya Garin Nugroho. Dalam produksi ini Fourcolours Films bekerja sama dengan Titimangsa Foundation. Happy Salma, pendiri sekaligus direktur dari Titimangsa juga berperan sebagai NANA. Ia juga menduduki kursi produser pendamping untuk film ini. Titimangsa sebelumnya banyak memproduksi seni pertunjukan seperti Rumah Kenangan,
Aku Istri Munir dan juga Bunga Penutup Abad.
Produksi film ini memperoleh dukungan pendanaan dari Purin Pictures Thailand untuk dukungan pendanaan pasca produksi, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Barat untuk support produksi, dan juga berhasil memenangkan penghargaan CJ ENM Award di Asian Project Market Busan International Film Festival 2021. Delegasi dari tim film “Before, Now & Then (NANA)” akan bertolak ke Berlinale pada tanggal 8 Februari dengan dukungan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan Riset dan Teknologi, MLD Spot, Deltomed, dan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat. Film “Before, Now & Then
(NANA)” juga didukung oleh Goodrich Suites, Artotel Portfolio untuk lokasi special media announcement.
Untuk peredaran internasional, Wild Bunch International telah mengakuisisi ‘Before, Now & Then (Nana)’ menjelang pemutaran perdananya di program kompetisi Berlinale 2022.
Wild Bunch International adalah sales agent yang sebelumnya sukses memasarkan film-film besar seperti Shoplifters (Kore-eda Hirokazu), I Daniel Blake (Ken Loach), Blue is the Warmest Color (Abdellatif Kechiche), City of God (Fernando Meirelles), The Grandmaster (Wong Kar Wai), The Artist (Michel Hazanavicius), Climax (Gaspar Noe), 4 Month 3 Weeks and 2 Days (Cristian Mungiu) & Capharnaum (Nadine Labaki).
Ikuti terus akun media sosial Fourcolours Films untuk mengikuti informasi terkini tentang ilm NANA.