FORU Siapkan Strategis Tingkatkan Pendapatan di 2023

beritaKUH- Emiten PT Fortune Indonesia Tbk. (FORU) mencatat rugi bersih memasuki kuartal keempat 2022 meski sempat positif di tahun sebelumnya. Dalam pembahasan terkait kinerja keuangan sampai dengan Kuartal Ketiga tahun buku 2022 yang disampaikan dalam Paparan Publik pada Kamis (15/12/2022), pasar yang masih “wait and see” sehingga lebih berhati-hati dalam melakukan kegiatan pemasaran di tahun 2022 menjadi faktor utama kondisi keuangan tersebut. Untuk itu, sejumlah langkah strategis telah dipersiapkan guna meningkatkan pendapatan di tahun 2023.

Laporan keuangan FORU sampai dengan kuartal Ketiga tahun buku 2022 mencatat rugi bersih sebesar Rp2,811 miliar dan kerugian operasional sebesar Rp4,639 miliar. Selama periode 9 bulan ini, perseroan mencatat pendapatan usaha sebesar Rp30,503 miliar dengan laba usaha sebesar Rp14,059 miliar.

Chief Executive Officer FORU Ratna “Sasa” Puspitasari menyatakan bahwa kehati-hatian pelaku pasar pada tahun 2022 sebagian besar disebabkan dinamika pasar pasca pandemi. Meski secara umum pandemi sudah bisa dinyatakan terkendali, namun, dampak bisnis akibat pandemi masih terasa bagi sebagian pelaku pasar.

“Sebagian besar praktisi pemasaran memilih untuk fokus pada aspek tertentu dari kegiatan pemasaran dibandingkan menjangkau konsumennya melalui kanal multiplatform secara serentak. Mereka memilih untuk mengawali kegiatan pemasarannya secara konservatif sebelum meningkatkan skalanya sesuai kebutuhan dengan menambah intensitas maupun jenis kegiatannya. Satu hal yang pasti, kegiatan pemasaran digital menjadi prioritas karena lebih terukur dan lebih bisa mendorong konversi ke penjualan,” jelas Sasa.

Dengan demikian, beberapa langkah strategis yang akan diambil untuk menjawab tantangan kondisi pasar ini antara lain dengan meningkatkan efektifitas operasional perusahaan sehingga hasil kerja lebih maksimal. Ini tentunya hanya bisa dicapai melalui perubahan cara kerja dan mindset pengerjaan produk kreatif sekaligus peningkatan kompetensi digital personil.

Selain itu, perusahaan juga akan melakukan inovasi dalam berbagai aspek operasional perusahaan, baik itu dalam hal klien interface maupun model bisnis yang diharapkan mampu menawarkan manfaat lebih besar kepada klien dalam hal pencapaian konversi penjualan melalui kegiatan komunikasi. Terutama karena kebutuhan praktisi pemasaran saat ini bukan lagi hanya sekadar pencapaian obyektif komunikasi tapi juga obyektif bisnis.

“Inovasi merupakan kunci peningkatan kinerja keuangan perseroan, baik itu dari sisi produksi maupun client experience. Kami menyadari bahwa lanskap kegiatan pemasaran begitu dinamis seiring dengan perkembangan teknologi digital. Karena itu, fokus pengembangan bisnis akan lebih mengedepankan unique selling point dari layanan digital yang lebih mengerucut sekaligus penawaran produk baru layanan komunikasi sesuai kebutuhan praktisi pemasaran di tengah perubahan lanskap yang terus terjadi,” tambah Sasa.

Langkah strategis ini bukan hanya bagian dari upaya perseroan untuk memperbaiki kinerja keuangannya, tapi juga sebagai langkah antisipatif terhadap potensi resesi perekonomian global di tahun 2023. Sekretaris Perusahaan FORU Sari Dewi, menegaskan bahwa langkah strategis ini dibuat berdasarkan pemahaman yang kuat akan industri pemasaran di Indonesia sekaligus pengetahuan mendalam akan pengembangan bisnis kreatif di Indonesia.

“Di tengah ketidakpastian saat ini, perseroan perlu mengambil langkah strategis yang lebih komprehensif. Dalam hal ini langkah strategis yang bisa memberikan penawaran baru bagi praktisi pemasaran dan lebih berdampak kepada bisnis mereka. Karena pada akhirnya, kebutuhan akan penyelenggara kegiatan pemasaran hanya akan semakin tinggi ketika kegiatan itu bisa berdampak langsung pada bisnis,” tambah Sari.




Leave a Reply