beritaKUH- Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) terus berupaya mengembangkan serta mengangkat potensi desa wisata sehingga dapat menjadi penggerak perekonomian daerah dengan terbukanya lapangan kerja dan usaha baru bagi masyarakat.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan, Kemenparekraf/Baparekraf berkomitmen mendukung pengembangan desa serta berupaya maksimal dalam mengangkat potensi desa wisata.
“Pengembangan desa wisata memiliki dampak turunan (multiplier effect) pada setiap industri yang terlibat sehingga dapat membuka lapangan kerja dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” kata Menparekraf Sandiaga, Senin (23/1/2023).
Salah satunya melalui kegiatan bimbingan teknis/pelatihan bagi masyarakat di tiga desa wisata kawasan penyangga Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Labuan Bajo. Yakni Desa Golo Bilas, Desa Gorontalo, serta Desa Wae Kelambu. Pelatihan berlangsung selama dua hari pada 23 hingga 24 Januari 2023 di Kampung Kaper, Desa Golo Bilas, Kabupaten Manggarai Barat.
Dalam kegiatan ini masyarakat desa mendapat berbagai materi. Di antaranya tentang penyiapan sadar wisata dan kelompok sadar wisata (pokdarwis), pemetaan potensi desa wisata, ditutup dengan diskusi kelompok, serta kerja praktik rencana penyusunan potensi desa wisata dan pokdarwis pada hari kedua.
“Program-program penyiapan ini sangat penting, apalagi ditambah dengan peningkatan kapasitas masyarakat, pengelola desa wisata sebagai unsur terpenting dalam pengembangan destinasi atau dalam hal ini desa wisata,” kata Menparekraf Sandiaga.
Ia mengingatkan dalam pengelolaan destinasi harus dilakukan dengan memperhatikan inovasi produk wisata, pengembangan UMKM, penerapan pariwisata berkelanjutan.
“Hingga interpretasi dan promosi yang mengemas cerita untuk menarik wisatawan,” ujar Sandiaga.
Sementara Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf/Baparekraf, Vinsensius Jemadu yang hadir secara luring, mengatakan, program dan kegiatan dari Kemenparekraf/Baparekraf, menyentuh aspek pengelolaan destinasi, yang memerlukan kerja sama, dukungan, dan kesiapan dari daerah.
“Untuk itu, masyarakat di destinasi perlu memiliki persepsi dan pemahaman yang seirama akan arah pengembangan destinasi. Hal ini dapat terwujud melalui program peningkatan kapasitas seperti Bimtek hari ini,” kata Vinsensius Jemadu.
Desa wisata, meskipun sebagai bentuk destinasi kecil dan sederhana, mampu menunjukkan gerakan yang besar dan turut mempengaruhi aspek-aspek pembangunan lain. Hal ini tentunya perlu para pelaku yang giat dan semangat, serta memiliki bekal dan keterampilan yang dapat membangun desanya sebagai destinasi pariwisata yang dilirik dan menarik bagi wisatawan.
“Kami harapkan ilmu dan pemahaman yang diperoleh memberikan cara pandang baru terhadap upaya mengelola desa wisatanya. Kiranya upaya kita juga memperoleh jalan yang mudah serta bermanfaat, hingga kelak mampu mendorong pertumbuhan ekonomi desa wisata dan sekitarnya,” kata Vinsensius Jemadu.