beritaKUH- Pandemi Covid-19 mengubah dunia retail dan kebiasaan masyarakat dalam berbelanja. Bisnis berbondong-bondong merambah dunia online untuk menyesuaikan dengan keadaan yang mengharuskan masyarakat untuk berada di rumah. Keuntungan bisnis yang go-online pun dilaporkan meningkat hingga lebih dari 80%.
Memasuki pertengahan tahun 2022 dengan pandemi yang perlahan semakin membaik, kebiasaan berbelanja pun kembali mengalami perubahan. Masyarakat yang sudah nyaman dengan berbelanja secara online, mulai kembali berbelanja secara offline.
Perubahan kebiasaan tersebut dimanfaatkan oleh beberapa bisnis online hingga e-commerce untuk menerapkan strategi omnichannel, atau memadukan online dan offline, demi keberlanjutan bisnis mereka. Seperti e-commerce Blibli yang membuka booth offline dalam acara Pekan Raya Jakarta (PRJ) Kemayoran 2022 dengan metode transaksi omnichannel.
Menurut data report customer view dari National Retail Federation (NRF), masyarakat saat ini semakin sibuk dan tidak memiliki waktu untuk terlalu lama berbelanja di toko offline. Sehingga sebelum mereka pergi ke toko, mereka terlebih dahulu mencari tahu tentang toko dan produk yang mereka inginkan lewat website toko tersebut.
Bukan Lagi Online vs Offline
Perkembangan dunia retail saat ini bukan lagi persaingan online vs offline, melainkan perpaduan antara online dan offline yang berjalan beriringan. Toko offline membutuhkan online presence yang kuat dan website untuk berbagai kebutuhan seperti promosi dan katalog produk, sedangkan bisnis online membutuhkan toko offline untuk menyesuaikan keadaan.
“Sebenarnya ini adalah pergeseran perilaku yang membentuk sebuah potensi baru di dunia retail. Toko offline sudah mulai buka lagi, tapi bukan berarti online store akan meredup,” kata Akrilvha Deainert, Product Manager Niagahoster.
Perempuan yang akrab disapa Dea itu melanjutkan, website toko online masih sangat dibutuhkan meski fungsinya akan sedikit bergeser. Dari yang full untuk jual beli, kini lebih dimaksimalkan untuk media promosi dan katalog produk. Meski begitu, fungsi jual beli di website toko online juga tetap bisa dipertahankan.
“Dengan digitalisasi yang besar-besaran sekarang ini, tidak ada salahnya untuk memanfaatkan omnichannel. Website sangat berguna untuk media promosi dan marketing. Memasang iklan di Instagram dan Facebook pun akan lebih efektif jika memiliki website sebagai pusat informasi bisnis,” ujarnya.
Maksimalkan Omnichannel Sesuai Jenis Bisnis
Beberapa pebisnis pun mengaku memiliki website amat membantu mereka dalam menyediakan informasi yang banyak ditanyakan oleh pelanggan. Hal tersebut menandakan pentingnya keberadaan website dalam dunia retail saat ini.
Memaksimalkan omnichannel pun sebaiknya disesuaikan dengan bisnis yang dijalankan. “Kalau hanya menjual satu jenis produk atau jasa, landing page saja sudah cukup. Tapi jika bisnis memiliki beragam produk atau jasa, lebih baik membuat website yang lengkap dengan informasi, blog, dan halaman jual beli,” jelas Dea.
Dea menambahkan, pentingnya memilih layanan web hosting yang mendukung berbagai latar belakang pelanggan. Misalnya Niagahoster yang ramah bagi pemula dengan menyediakan paket yang mudah digunakan dan customer success specialist yang standby 24/7, serta juga mendukung kebutuhan advance pelanggan.
“Untuk pebisnis online yang ingin mulai merambah dunia offline juga bisa memulai dari menitipkan produknya pada toko yang menyediakan jasa tersebut, sambil bersiap memiliki toko offline sendiri,” tutupnya.